Jumat, 15 April 2011

Batik Graffiti benahi citra buruk bomber .


Aktivitas coret-coret di tembok atau graffiti biasanya identik dengan tindakan vandalisme. Aktivitas itu cenderung dipandang merusak atau mengotori lingkungan.
Di Kota Solo, para pelaku vandalisme bahkan kerap menjadi bulan-bulanan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) maupun anggota Linmas.

Namun, tak selamanya buah kreativitas anak-anak muda itu identik dengan citra buruk. Kreativitas pada bomber sebutan bagi pegiat graffiti, diakomodasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Solo melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Puluhan bomber dari Soloraya mengikuti lomba graffiti dengan media tembok pagar Stasiun Purwosari,
Mereka beradu kepiawaian untuk memperebutkan Piala Walikota dan sejumlah dana pembinaan dari Dinas Pariwisata, Seni dan Kebudayaan Kota Solo.

Dengan bermodal cat semprot dan cat dinding, berbagai model graffiti bertema batik dihasilkan oleh kelompok bomber. Kolaborasi lukisan batik dengan kreasi gambar ala anak muda cukup padu. Selain batik, sejumlah bomber juga menyajikan gambar tokoh pewayangan Solo Kota Budaya. Untuk memacu adrenalin para bomber, Babylon, Rockustik dan Johny Cobra memberi semangat dengan tembang-tembang andalan mereka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar